Dunia kerja berubah cepat, tapi apakah sistem PKL ikut menyesuaikan, Jawabannya bisa bikin kamu kaget
Dunia Kerja Berubah Cepat, Tapi Apakah Sistem PKL Ikut Menyesuaikan? Jawabannya Bisa Bikin Kamu Kaget
Beberapa tahun terakhir, dunia kerja terasa seperti video game yang tiba-tiba naik level sendiri tanpa nunggu pemain siap. Perusahaan berubah cepat, skill baru muncul tiap semester, dan AI bikin banyak job yg tadinya terlihat aman jadi rapuh.
Di tengah kekacauan yang produktif ini, ada satu pertanyaan yang selalu muncul di kepala saya setiap kali melihat adik-adik sekolah atau mahasiswa siap berangkat PKL: “Sistem PKL kita ikut berubah atau masih model lama?”
Dan setelah mengamati langsung di lapangan, jawabannya cukup mengejutkan… dan kadang bikin geleng-geleng.
Apa yang Sebenarnya Terjadi di Lapangan?
Saya pernah mengunjungi beberapa perusahaan yang menerima peserta PKL, dan pola yang terlihat cukup jelas:
- Ada yang mengikuti perkembangan zaman dan memberi tugas nyata berbasis project digital.
- Ada juga yang masih memberi tugas fotokopi, input data berulang, atau jadi “admin dadakan”.
- Dan ada perusahaan kecil yang sebenarnya ingin memberi pengalaman modern… tapi tidak tahu caranya.
Aneh rasanya melihat dua dunia ini hidup bersebelahan. Satu bergerak cepat mengikuti industri global, yang lain seperti masih memutar kaset lama.
Contoh Nyata yang Saya Temui
Sebuah perusahaan digital marketing di kota kecil menerima dua peserta PKL. Yang satu langsung diajari membuat konten, memahami data analytics sederhana, dan ikut brainstorming. Yang satu lagi bertugas mencetak invoice dan mengambil foto produk dengan HP jadul.
Perbedaannya? Bukan kemampuan siswanya, tapi kesadaran perusahaan dalam melihat nilai PKL.
Mengapa Sistem PKL Sering Tidak Relevan?
Ada tiga “jerat klasik” yang membuat sistem PKL terasa ketinggalan:
- Mindset lama: PKL dianggap pelengkap, bukan jembatan masa depan kerja.
- Kurikulum statis: perubahan industri lebih cepat daripada update sistem pendidikan.
- Kurangnya pendamping terlatih: perusahaan mau berkembang, tapi tidak punya mentor yang paham skill modern.
Di sisi lain, dunia kerja menuntut hal yang tidak tertulis di buku pelajaran: adaptasi, literasi digital, dan kemampuan problem solving.
Jika PKL Ingin Tetap Relevan di 2025+, Maka Perlu Berubah Begini
Ini opini pribadi yang lahir dari pengalaman melihat banyak perusahaan, kecil maupun besar. Sistem PKL masa depan idealnya memberi tiga hal:
1. Eksposur ke Tools Modern
Bukan cuma Excel. Anak PKL seharusnya diperkenalkan ke alat sesuai industrinya: seperti dashboard analytics, CRM, AI tools, software kasir modern, sampai perangkat kreatif terbaru.
Bukan untuk jago langsung, tapi agar mereka punya “peta mental” tentang dunia kerja masa kini.
2. Project Berbasis Dunia Nyata
Belajar dari pekerjaan betulan itu lebih efektif daripada sekadar latihan. Bahkan usaha kecil bisa menerapkan ini, misalnya membuatkan katalog, memperbaiki deskripsi produk, atau membantu membuat sistem sederhana.
3. Mentor yang Mau Belajar Bareng
Ini kunci yang jarang disadari. Mentor tidak harus paling paham teknologi. Yang penting mereka mau bereksperimen dan memberi ruang.
Kadang peserta PKL justru membawa ide baru yang fresh—dan itu aset yang luar biasa.
Opini Jujur: PKL Bisa Jadi Lebih Keren Daripada Magang Perusahaan Besar
Saya pernah melihat siswa SMK yang PKL di warung kopi kecil. Mereka diberi kebebasan mengatur media sosial, mengelola menu digital, sampai membuat sistem pesan antar sederhana.
Ketika selesai, skill mereka justru lebih relevan dibanding peserta magang di kantor besar yang hanya mengisi spreadsheet.
Pelajarannya sederhana: Relevansi tidak ditentukan oleh ukuran perusahaan, tapi kualitas pengalaman nyata.
Bagian Penting yang Sering Dilupakan: Peserta PKL Juga Berhak Punya Portofolio
Kebanyakan siswa tidak mendokumentasikan apa yang mereka kerjakan. Padahal dokumentasi adalah “emas digital” zaman sekarang. Bahkan satu foto sebelum–sesudah bisa memperlihatkan kemajuan.
Untuk PKL masa kini, portofolio lebih berguna daripada sertifikat.
Link Rekomendasi untuk Memperluas Sudut Pandang
Kamu bisa telusuri artikel menarik lainnya di jaringan situs berikut:
Penutup: Dunia Kerja Sudah di Level 7, Sistem PKL Jangan Tetap di Level 2
Perubahan bukan sesuatu yang harus ditakuti. Justru PKL bisa menjadi jembatan paling realistis agar generasi muda tidak tersesat di tengah industri yang bergolak cepat.
Jika sekolah, perusahaan, dan peserta berani sedikit saja menyesuaikan diri, PKL bisa jadi salah satu pengalaman paling berharga sebelum memasuki dunia kerja. Dunia kerja sudah berubah; saatnya sistem PKL ikut mengejar ketertinggalan dengan langkah nyata.

Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar yang relevan dengan artikel.
✨ Komentar yang berkualitas membantu diskusi semakin hidup dan bisa jadi tambahan insight buat pembaca lain.
🚫 Mohon hindari link aktif, spam, atau promosi berlebihan. Semua komentar akan dimoderasi dulu sebelum tampil.
🙏 Terima kasih sudah ikut berbagi ide di blog ini. Diskusi sehat = ilmu makin luas 🚀