Kesalahan kecil saat PKL bisa bikin reputasimu hancur di dunia kerja. Cari tahu kesalahan fatal yang paling sering dilakukan siswa
Kesalahan Kecil Saat PKL yang Diam-Diam Bisa Menghancurkan Reputasimu
PKL (Praktik Kerja Lapangan) sering dipromosikan sebagai "simulasi dunia kerja". Nyatanya? Ini bukan simulasi, ini panggung pertamamu. Dan panggung pertama selalu diingat. Banyak siswa berpikir kesalahan kecil itu wajar, padahal justru kesan pertama dari hal-hal kecil itulah yang membuat perusahaan menilai karakter seseorang.
Tulisan ini berdasar pengalaman pribadi melihat siswa PKL dari berbagai sekolah, plus cerita-cerita jujur dari para pemilik usaha yang tak pernah muncul di brosur sekolah. Ada beberapa kesalahan kecil yang tampak remeh, tapi efek reputasinya panjang. Mari kupret satu per satu.
1. Datang Tepat Waktu, Tapi Wajah Masih “Belum Siap Kerja”
Menariknya, banyak siswa datang tepat waktu, tapi 10 menit pertama masih sibuk menyesuaikan mood. Ada yang masih mengantuk, ada yang baru membuka WA, dan ada yang menatap meja tanpa jelas mau mengerjakan apa.
Di dunia kerja, kesiapan mental itu terlihat. Atasan biasanya menilai bukan dari jam kedatangan, tapi dari vibe ketika kamu muncul di depan meja kerja.
Saran manusiawi: 2 menit sebelum mulai, duduk, tarik napas, lihat daftar tugas, dan pastikan tubuh-mu mengirim sinyal “siap tempur”. Kelihatannya simpel, tapi ini pembeda yang nyata.
Kesalahan fatalnya di mana?
Kamu dinilai tidak punya inisiatif dan kurang profesional—padahal cuma butuh transisi 2 menit.
2. Terlalu Takut Bertanya, Sampai Tidak Bertumbuh
Beberapa siswa berpikir diam itu sopan. Sayangnya, diam terlalu lama sering terlihat sebagai tidak peduli atau tidak ingin belajar. Dunia kerja butuh komunikasi, bukan asumsi.
Ada satu siswa yang dulu saya dampingi. Ia pintar, rapi, cepat. Tapi ia tidak bertanya apapun selama PKL. Setelah evaluasi, komentar perusahaan hanya satu: “baik, tapi tidak terlihat antusias.” Dan itu sudah cukup untuk membuatnya tidak ditawari kerja setelah lulus.
3. Meremehkan Tugas “Kecil” Padahal Itu Ujian Karakter
Perusahaan sering memberi tugas ringan seperti cek inventaris, input data, atau dokumentasi. Banyak yang menganggap ini “kerjaan buangan”. Padahal tugas itu dipakai untuk mengukur:
- Konsistensi
- Ketelitian
- Tanggung jawab
Editan salah satu file Excel saja bisa membuat image kamu turun drastis. Dunia kerja bukan mencari siswa PKL paling jenius, tapi yang paling bisa diandalkan.
4. Terlalu Fokus Pada Nilai PKL, Bukan Reputasi
Beberapa siswa lebih peduli pada lembar penilaian daripada performanya. Yang penting nilai bagus, selesai. Padahal reputasi jauh lebih berharga daripada tanda tangan.
Ada siswa yang nilai PKL-nya 95, tapi perusahaan tidak ingin menerimanya ketika ia ingin magang lagi tahun berikutnya. Nilai tidak pernah bohong; tapi nilai juga tidak menggambarkan keseluruhan cerita.
5. Menggunakan HP Tanpa “Etika Ruangan”
Tidak salah memegang HP. Dunia digital perlu itu. Yang fatal adalah tidak memahami momen. Banyak siswa PKL gagal mengerti kapan HP boleh diambil dan kapan tidak. Detik kecil saat supervisor lewat dan melihatmu melihat notifikasi? Itu bisa jadi kesan seumur hidup.
Saran halus tapi penting: buat aturan pribadi: HP hanya keluar jika sedang menunggu instruksi, bukan sebagai pelarian kebosanan.
6. Tidak Membaca Ruang
Di kantor, “membaca ruang” itu skill berharga. Misalnya:
- Saat suasana sedang sibuk, jangan bercanda berlebihan.
- Jika ruangan tegang, jangan masuk dengan energi berisik.
- Jika atasan sedang fokus, jangan memulai obrolan santai.
Ini kemampuan yang jarang diajarkan di sekolah, tapi sangat menentukan reputasi.
Sedikit Opini Jujur dari Pengalaman Nyata
Beberapa siswa PKL sebenarnya sangat berbakat. Yang menghancurkan mereka bukan kemampuan, tapi ketidakpekaan. Ada yang rajin, tapi tidak sadar suaranya terlalu keras. Ada yang cerdas, tapi tidak bisa menyesuaikan ritme kantor. Bahkan ada yang pandai teknologi, tapi tidak paham cara bersikap di depan tamu.
Kesalahan kecil bukan masalah jika diperbaiki cepat. Yang bahaya adalah ketika kesalahan kecil dilakukan berulang, sampai akhirnya dianggap sebagai sifat asli.
Cara Menghindari Kesalahan Fatal Ini Secara Nyata
- Tanyakan tugas sebelum menunggu disuruh.
- Catat detail kecil yang diminta supervisor.
- Rapikan meja kerja sebelum pulang (simple tapi berdampak).
- Selalu cek ulang pekerjaan kecil seperti file, foto, atau laporan.
- Perhatikan ritme kantor: kapan santai, kapan cepat.
Penutup: PKL Bukan Tentang Hebat, Tapi Tentang Bisa Dipercaya
Perusahaan lebih suka siswa PKL yang stabil, rapi, peka, dan bisa diajak kerja sama dibanding yang pintar tapi tidak bisa membaca situasi. Yang menentukan masa depanmu bukan kesalahan besar, tapi kesalahan kecil yang dilakukan terus-menerus.
Jika kamu bisa menghindari jebakan-jebakan sepele di atas, reputasimu akan melesat jauh di atas rata-rata siswa PKL lainnya.

Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar yang relevan dengan artikel.
✨ Komentar yang berkualitas membantu diskusi semakin hidup dan bisa jadi tambahan insight buat pembaca lain.
🚫 Mohon hindari link aktif, spam, atau promosi berlebihan. Semua komentar akan dimoderasi dulu sebelum tampil.
🙏 Terima kasih sudah ikut berbagi ide di blog ini. Diskusi sehat = ilmu makin luas 🚀