Nilai PKL Rendah, Ternyata Ini Penyebab Utama yang Tak Pernah siswa Tau

Table of Contents

Nilai PKL Rendah? Ini Penyebab Utama yang Sebenarnya Tak Pernah Siswa Tau

Oleh: [PKLSUSU] | Refleksi dari pengalaman di dunia industri

Siapa yang tidak deg-degan saat menunggu nilai Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau magang keluar? Kita sudah banting tulang, ikut jam kerja kantoran, bahkan sering pulang telat. Tapi, saat amplop dibuka, nilainya biasa saja, atau bahkan di bawah ekspektasi. Frustrasi, bukan?

Nilai PKL Rendah, Ternyata Ini Penyebab Utama yang Tak Pernah Diberitahukan

Selama ini, kita selalu diberitahu bahwa nilai PKL rendah karena kurang menguasai teknis. Benar, tapi itu hanya puncak gunung es. Dari pengalaman saya di lapangan, baik sebagai anak magang maupun sebagai mentor, ada ‘penyakit’ tersembunyi yang lebih mematikan. Ini dia penyebab-penyebab utama yang tak pernah dijelaskan secara eksplisit oleh guru atau dosen pembimbing Anda.

Catatan Penulis: Nilai PKL yang "rendah" di sini bukan berarti Anda gagal total. Tapi nilai yang Cuma cukup, padahal Anda merasa sudah berusaha maksimal. Rasanya seperti usaha 100%, tapi dihargai 70%. Itu yang akan kita bedah.

⭐ Penyebab #1: 'Silent Killer Attitude' - Disiplin yang Terabaikan

Di sekolah/kampus, toleransi keterlambatan 15 menit mungkin masih ‘aman’. Tapi di dunia kerja nyata? Keterlambatan adalah sinyal buruk pertama yang paling dicatat oleh HR atau supervisor Anda.

1.1. Keterlambatan dan Absensi yang 'Diam-diam' Dicatat

Saya ingat betul ada seorang anak magang yang sangat pintar. Secara teknis, dia paling unggul di angkatannya. Sayangnya, dalam tiga bulan PKL, dia absen tanpa kabar lebih dari 5 kali (alasan sakit mendadak tanpa surat). Dan sering terlambat lebih dari 20 menit.

  • Opini Jujur Mentor: Kepintaran teknisnya jadi tidak relevan ketika kami tidak bisa mengandalkannya untuk hadir tepat waktu. Nilai di rapornya bisa 90, tapi nilai kedisiplinannya? Jauh di bawah rata-rata. Perusahaan mencari profesional, bukan sekadar orang pintar.

1.2. Pasif dan 'Malu Bertanya' Adalah Dosa Besar

Kita sering takut mengganggu mentor. Akhirnya, memilih diam di meja setelah tugas selesai. Ini adalah kesalahan yang umum sekali. Perusahaan menilai Anda dari inisiatif dan rasa ingin tahu. Mereka tidak akan menyuapi Anda tugas.

  • Saran Unik: Jangan hanya bertanya, "Ada yang bisa saya bantu?" Coba ganti dengan, Setelah saya selesai dengan X, saya berencana mulai merapikan data Y. Apakah itu langkah yang tepat, atau ada prioritas lain? Tunjukkan rencana, bukan hanya permintaan.

⚙️ Penyebab #2: Gap Antara Kurikulum Sekolah & Realitas Industri

Ini adalah masalah struktural. Terkadang, nilai Anda rendah bukan 100% salah Anda, melainkan karena tempat PKL yang tidak relevan dengan kompetensi inti Anda.

2.1. Penempatan 'Sekadar Ada'

Banyak siswa Desain Grafis malah ditempatkan di bagian administrasi kantor yang tugasnya hanya fotokopi dan *data entry* yang tidak ada hubungannya dengan keterampilan digital mereka. Ketika evaluasi dilakukan, nilai "penguasaan teknis" tentu saja rendah, karena Anda tidak pernah diberi kesempatan mempraktikkannya!

  • Refleksi Nyata: Saya pernah di posisi itu. Magang di bidang IT, tapi tugas saya tiga bulan pertama hanya menyusun arsip kertas. Saya proaktif minta pindah tugas/proyek, dan itu menyelamatkan nilai akhir saya. Jangan takut berdiskusi (dengan sopan) dengan guru pembimbing dan mentor di tempat PKL.

2.2. Kualitas Laporan PKL yang 'Template'

Laporan PKL bukan hanya formalitas. Laporan adalah kesempatan Anda untuk menjual diri secara akademis. Jika isinya hanya copy-paste dari laporan senior, nilai Anda akan ikut rendah. Mentor tahu, dosen tahu.

  • Ide Anti-Generik: Jangan hanya mendeskripsikan apa yang Anda lakukan. Tambahkan bagian "Analisis dan Kontribusi". Contoh: Dengan menerapkan formula X di Excel (yang saya pelajari dari artikel Tips & Trik), saya berhasil memangkas waktu input data 2 jam/hari. Tunjukkan dampak nyata!

💔 Opini Kritis (Yang Jarang Diucapkan)

Mari kita jujur. Nilai PKL kadang-kadang adalah permainan nasib. Beberapa perusahaan tidak punya sistem penilaian yang baku. Terkadang, nilainya murni subjektif berdasarkan:

  1. 'Vibe' Anda: Seberapa ramah dan mudah bergaul Anda dengan karyawan lain. Ingat, manusia lebih suka membantu orang yang mereka sukai.
  2. Hubungan Sekolah dan Perusahaan: Beberapa tempat PKL hanya sekadar menampung karena sudah ada MoU (Perjanjian Kerja Sama) lama dengan sekolah. Pembimbingan minimal, tugas acak, dan nilai yang diberikan hanya untuk menggugurkan kewajiban. Anda hanya menjadi 'ban serep' di sana.

Jika Anda terjebak di poin (2), cara mengatasinya adalah membuat proyek inisiatif sendiri yang relevan, mendokumentasikannya, dan menunjukkan pada dosen/guru pembimbing Anda bahwa Anda telah menghasilkan karya nyata—bahkan jika perusahaan tidak menugaskannya secara langsung.

🎯 3 Langkah Cepat untuk 'Menyelamatkan' Nilai PKL

Nilai Anda belum keluar? Ini trik cepat untuk memastikan Anda meninggalkan kesan yang maksimal:

  • 1. Minta Umpan Balik (Feedback) Resmi: Jangan menunggu evaluasi akhir. Seminggu sebelum PKL berakhir, minta waktu 15 menit dengan mentor Anda. Tanya, Apa 3 hal yang sudah bagus, dan apa 1 hal yang harus saya perbaiki jika saya bekerja di sini lagi? Pertanyaan ini menunjukkan profesionalisme dan keinginan berkembang.
  • 2. Tuliskan 'Thank You Note' yang Personalisasi: Kirim email ucapan terima kasih pada mentor dan tim. Sebutkan satu hal spesifik yang Anda pelajari dari mereka (misalnya, "Terima kasih sudah mengajari saya cara membuat prompt AI yang lebih efektif"). Ini meninggalkan kesan yang sangat baik.
  • 3. Dokumentasikan Angka Kontribusi: Alih-alih menulis "Membantu di bagian administrasi," ganti dengan Mengelola 50+ dokumen klien baru, memastikan 100% akurasi dalam sistem. Data selalu berbicara lebih keras.

Penutup: PKL Bukan Akhir, Tapi Awal

Nilai PKL hanyalah selembar kertas, tapi pelajaran di baliknya adalah emas. Jika nilai Anda rendah, jangan berkecil hati. Analisis apakah masalahnya ada di Attitude (yang bisa Anda kontrol) atau di Sistem (yang sulit Anda kontrol). Gunakan ini sebagai bekal untuk magang atau dunia kerja Anda berikutnya.

Sukses selalu!


Baca Juga:

Sulaimandua
Sulaimandua SULAIMAND Mau mulai blogging dari nol sampai bisa menghasilkan uang? Di sini tempatnya. SULAIMAND

Post a Comment